Desa Cinta Garut Jadi Inspirasi Kewirausahaan Sosial Untuk Desa- Desa Jawa Barat
GARUT, Tarogong Kaler – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat merencanakan pengembangan program Social Enterprise di desa-desa di Jawa Barat., seperti yajg diterapkan Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut. Desa ini baru-baru ini berhasil meraih Juara III dalam Lomba Desa dan Kelurahan tingkat Nasional.
Kepala DPMD Jabar, Dicky Saromi, menyampaikan rencana ini dalam Rapat Koordinasi Pra Forum Perangkat Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2024, di Ballroom Hotel Santika Garut, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Kamis (01/02/2024). Program ini bertujuan menggerakkan social entrepreneurship di seluruh desa Jawa Barat, dengan Desa Cinta sebagai contoh sukses.
“Kekuatan kewirausahaan sosial yang ada di Kabupaten Garut, kami bisa mengambil ide ini terutama dari Desa Cinta pak yang kemarin juara 3 nasional untuk lomba desa dan kelurahan, di mana kekuatan sosialnya adalah kekuatan yang sangat luar biasa,” ujar Dicky.
Menurut Dicky, kekuatan kewirausahaan sosial Desa Cinta bisa menjadi modal bagi desa-desa lain. Ia berharap model social entrepreneurship ini dapat menjadi daya dorong bagi warga yang merantau agar tetap mencintai dan memberdayakan desanya.
“Kami ingin mengadaptasi ini Pak, membuat satu contoh ini, untuk nanti bisa menjadi modal desa, bagi mereka yang mengembara keluar dan sebagainya tetap cinta kepada desanya,” ucapnya.
Rakor ini merupakan persiapan untuk forum perangkat daerah yang akan diselenggarakan pada 20-21 Februari 2024. Dicky menyatakan bahwa persiapan ini mengacu pada tonggak bersejarah tahun 2025, yang menjadi awal dari rencana pembangunan jangka panjang Indonesia dan Jawa Barat.
Dicky menegaskan transformasi pembangunan desa pada tahun 2025, di mana desa diharapkan menjadi subjek pembangunan dengan porsi lebih besar dibandingkan intervensi pemerintah daerah. Fokusnya adalah mengarahkan desa sebagai investasi dengan multiplier effect besar dan menciptakan SDM kreatif.
“Uang yang kita tanamkan harus bisa memberikan multiplier effect yang besar, kemudian yang kita didik yang adalah sebagai satu SDM kreatif, yang akan membawa Desa emas dan Indonesia emas nantinya di tahun mendatang,” ungkapnya.
Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin, menyambut baik rencana tersebut dan menyoroti potensi wisata, kuliner, dan industri kreatif Garut yang dapat go international. Meskipun mengakui potensi tersebut, ia juga mencatat tantangan kurangnya Sumber Daya Manusia di lingkungan pemerintahan.
Barnas berpendapat bahwa transformasi di tingkat desa memerlukan proses panjang dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, serta masyarakat. Ia mengapresiasi pujian terhadap Garut, menekankan kuatnya persaudaraan dan gotong-royong di daerahnya. (Yopi/Ajun)